Warga Kota Pekanbaru boleh bangga karena kotanya yang dahulu tidak menarik kini tampak tertata cukup rapi. Deretan bangunan pertokoan terkesan rapi dengan fasilitas jalan kota yang cukup lebar dan mulus. Jalan Jenderal Sudirman yang membentang panjang membelah kota tersebut, misalnya, sangat membantu para pelancong yang baru pertama kali datang ke kota ini untuk menemukan alamat yang dituju.Selain penataan bangunan yang rapi, khususnya yang berdiri di sepanjang jalan utama, ada lagi yang membedakan dengan bangunan-bangunan pertokoan sebagaimana lazimnya, yakni bagian atap bangunan dibuat bentuk menyerupai segitiga yang oleh masyarakat setempat disebut "lembayung". Katanya bangunan lembayung ini dijadikan salah satu persyaratan untuk memperoleh izin mendirikan bangunan (IMB) di Kota Pekanbaru. Karena peraturan tersebut baru dikeluarkan, maka bangunan-bangunan lama tidak ada lembayungnya.Bagi wisatawan, terutama wisatawan Nusantara (wisnus), tentunya bangunan lembayung menjadi sesuatu yang menarik. Karena itu, selayaknya ada informasi tentang lembayung tersebut. Wisnus, bahkan wisatawan mancanegara (wisman), ingin mengetahui secara detail ceritera yang terkandung dalam lembayung tersebut. Namun, sayang sekali, tak ada satu pun brosur objek wisata Pekanbaru yang menyajikan informasi tentang benda budaya tersebut.Mengelola kepariwisataan itu memang pekerjaan yang unik. Ada banyak hal yang bagi kita tidak atau kurang menarik, tapi menarik bagi wisatawan. Karena itu, sektor pendulang devisa sebesar 4,2 juta dolar AS (5.002 juta wisman) bagi Indonesia pada tahun 2006 ini memerlukan orang-orang yang pintar menjual dan jeli melihat dan menilai objek yang menarik untuk memperkaya informasi tentang Kota Pekanbaru.Selain lembayung, bangunan-bangunan perkantoran yang mempertahankan adat Melayu menambah eloknya wajah Kota Pekanbaru. Di antara bangunan-bangunan yang menononjolkan adat Melayu itu adalah kantor gubernur dan gedung DPRD. Bangunan dengan halaman ditumbuhi rumput hijau yang cukup luas itu sangat menarik. Begitu pula bangunan bekas arena MTQ yang memiliki tiang penyangga tinggi, pun menjadi salah satu objek yang diminati wisatawan untuk berfoto.Sebagai ibu kota provinsi, Pekanbaru juga memiliki bangunan Jembatan Sungai Siak I yang menghubungkan Pekanbaru-Rumbai. Pada malam hari, jembatan ini memancarkan sinar lampu yang indah. Berdiri di atas jembatan, terlihatlah bangunan warung atau kedai sederhana berjejer di pinggir Sungai Siak.Warung-warung yang umumnya menjual jagung bakar dan minuman tersebut mulai buka sore hari hingga larut malam. Para tamu bisa memilih duduk di pinggir sungai yang terbuka sambil melihat di kegelapan malam beberapa orang nelayan berperahu sedang menjaring ikan.Di kota yang memiliki minuman khas "Laksamana Mengamuk" dan "Air Mata Menangis" ini, yang membuat orang penasaran itu, juga ada beberapa ruas jalan sebagai pusat penjualan berbagai jenis jajan. Di situ kita bisa membeli jajanan khas daerah untuk oleh-oleh pulang. Tapi untuk minuman "Laksamana Mengamuk" dan "Air Mata Menangis", hanya ada di restoran.Sayangnya tidak ada brosur yang berceritera tentang kedua jenis minuman tersebut. Padahal, kedua minuman tersebut mirip dengan minuman es biasa. Minuman "Laksamana Mengamuk" adalah campuran es, buah mangga, dan sirup warna kemerahan dengan rasa sedikit kecut. Mungkin karena rasanya yang manis, asam, dan kecut itu maka dilukiskan sebagai seorang laksamana yang lagi mengamuk.Sedangkan minuman "Air Mata Menangis" terdiri dari campuran sirup, es, biji selasih, dan benang-benang dari tepung yang menyerupai rumput laut. Jika diminum ada sedikit rasa asam sehingga bisa membuat air mata menetes.Menariknya, kedua minuman tersebut bukan terletak pada enak atau tidak enaknya (karena soal rasa adalah relatif), tetapi lebih karena namanya yang membuat orang asing penasaran ingin melihat dan menikmatinya. Akan lebih menarik lagi kalau ada sajian ceritera yang mengisahkan asal-muasal minuman itu sehingga diberi nama "Laksamana Mengamuk" dan "Air Mata Menangis". Dengan demikian, tentunya ini menjadi objek kuliner yang sangat menarik.Kota dengan Bandara Sultan Syarif Kasim II ini juga memiliki objek wisata belanja yang menarik, yaitu Pasar Bawah. Pasar ini disebutkan pasar tertua untuk Kota Pekanbaru. Pasar yang pernah mengalami kebakaran itu kini bangunannya lebih representatif. Di pasar ini dijual berbagai macam keperluan sandang dan pangan. Barang-barang impor pun tersedia, mulai dari karpet, keramik, sampai jajanan.
Langganan:
Postingan (Atom)